Cerita Sarpan dan Sarijah

Sani Larasati

Sarpan dan Sarijah adalah dua nama yang tak bisa dipisahkan dalam sejarah sebuah desa kecil yang terletak di kaki gunung. Mereka adalah pasangan yang hidup dalam kesederhanaan, tetapi memiliki ikatan yang luar biasa kuat satu sama lain. Sarpan, seorang pemuda yang selalu tampak ceria meski hidup dalam keterbatasan, dan Sarijah, gadis desa yang memiliki hati yang tulus, keduanya seperti dua bagian yang saling melengkapi. Keduanya tumbuh bersama di desa yang sama, berbagi banyak kenangan dan impian sejak kecil.

Kisah mereka dimulai dari sebuah persahabatan yang tumbuh di bawah pohon beringin tua di pinggir desa. Setiap sore, Sarpan dan Sarijah sering bertemu di sana, berbincang tentang mimpi-mimpi besar yang mereka harapkan, meskipun kenyataan hidup mereka jauh dari kemewahan. Sarpan sering bercerita tentang cita-citanya untuk membuka sebuah usaha kecil yang dapat mengangkat derajat keluarganya, sementara Sarijah lebih banyak berbicara tentang kebahagiaan sederhana—seperti bisa mengurus rumah dan merawat anak-anak di masa depan. Meskipun mereka berasal dari keluarga yang sederhana, harapan mereka selalu besar, dan itu yang membuat hubungan mereka begitu istimewa.

Namun, hidup tidak selalu berjalan mulus. Ketika Sarpan mendapatkan tawaran untuk bekerja di kota besar, hati Sarijah terasa berat. Mereka berdua tahu bahwa jarak yang akan memisahkan mereka bukan hanya secara fisik, tetapi juga bisa menguji keutuhan hubungan mereka. Sarpan bertekad untuk mengejar mimpinya, sementara Sarijah, meskipun sangat mencintainya, merasa khawatir akan masa depan mereka. Ada banyak malam yang dihabiskan Sarijah untuk merenung, menunggu kabar dari Sarpan yang semakin jarang datang. Sementara Sarpan, yang sibuk mengejar impian, tak bisa sepenuhnya melupakan Sarijah dan desa kecil mereka.

Setelah beberapa tahun, Sarpan akhirnya kembali ke desa, bukan hanya untuk bertemu Sarijah, tetapi juga untuk mewujudkan impian yang selama ini ia perjuangkan. Dengan modal yang ia kumpulkan di kota, Sarpan membuka usaha kecil yang perlahan berkembang. Sarijah, yang setia menunggu, merasa bangga dan bahagia melihat Sarpan kembali dengan membawa harapan baru. Mereka berdua menyadari bahwa meskipun waktu dan jarak telah menguji hubungan mereka, cinta dan tekad mereka untuk saling mendukung telah mengantarkan mereka pada kebahagiaan yang sesungguhnya. Di bawah pohon beringin tua, tempat mereka dulu bercerita tentang impian, mereka berdua kini menatap masa depan bersama—sebuah cerpen bahagia tentang masa depan yang lebih cerah, berkat kerja keras dan kesetiaan mereka.